Alumni Farming Semarang
Akademi Farming Semarang lahir pada tanggal 1 Desember 1960 yang diketuai oleh R. Soetimantjokrowardojo yang berada di Mugas Barat Semarang, Kemudian pada tahun 1983 Kampus Akademi Farming pindah ke Jl. Pawiyatan Luhur Bendan Dhuwur IV/15 Semarang Telp. (024) 831605 - 8316075 Fax : (024) 8441430. Kemudian sekitar tahun 90-an menjadi Sekolah Tinggi Farming Semarang, Kemudian menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Farming Semarang, pada tahun 2007 Kampus ini diketuai oleh salah satu anak R. Soetimantjokrowardodjo (Alm) yang bernama Drs. R. Pramono, M.si hingga sekarang, yang sebelumnya diketuai oleh Dra. Sri Suratiningsih, M.si.
Blog ini sebagai media temu kangen sesama IKALAF, yang tersedia di FORUM SETIAP ANGKATAN
Dan mari kita bangun Kampus kembali seperti sedia kala, yang ramai, asri, harmonis, damai dan ceria. Dan mari kita ciptakan "Jelmaan Suwakul" dimasa mendatang. Kemajuan almamater tak lepas dari peran serta Alumninya. Tunjukkan bahwa kita para Alumni...... BISA dan BIIIISSAAA, Salam Caping-Caping Kuning
Silahkan kirim profil anda ke : alumnifarming@gmail.com

HOMEPAMAFA8081828384858687888990919293

Minggu, 21 November 2010

merapi menguatkanku

keinginanku untuk melihat merapi secara langsung lama terpendam..... dua kali expedisi terlewati meski aku sudah merencanakan dan dorongan teman-teman menguatkanku...... tapi belum juga cukup mentalku membawaku kesana.... hingga suatu saat yang aku tunggu dengan persiapan yang sudah sampai diujung ubun-ubunpun akhirnya harus kandas karena demamku kembali datang yang membuatku batal mengikuti perjalanan bersama teman-teman sukarelawan yang dikirim khusus dari perusahaanku. Ya Allah..... betapa aku ingin dekat denganMU dengan melihat CiptaanMU lebih dekat ..... lebih nyata dan bukan hanya dari balik kaca layar digital saja..... kapankah saat itu akan kembali datang untukku ?

beberapa teman menceritakan dengan berlinang air mata...... ada yang yang hanya bisa mendesah tak jelas...ada yang hanya bisa menerawang jauh tanpa kata-kata yang terucap....bahkan ada yang selalu menyemangatiku bahwa suatu saat kita pasti akan kesana lagi....melihat merapi..... mendengar cerita mereka dan membanu mereka dengan tangan kita, mata kita...hati kita..... suatu saat nanti .....

Idul adha tiba dengan kesibukan yang luar biasa... padatnya jadwal kerja ...semakin berjubelnya persiapan reuni akbar membuatku harus cerdas dalam membagi waktu, aku tak ingin pimpinanku tahu bahwa dari sekian jam kerjaku untuk menghubungi teman-teman, menjawab telpon, sms, email ..... dan ada satu kesenanganku di bulan Dzulhijah ini adalah mengikuti waktu wuquf, karena dengan mengetahui kapan wuquf maka kita akan tahu kapan sholat ied harus segera dilaksanakan...hm... kebiasaanku aja setelah tahu begitu sebaiknya. Lalu apa hubungannya Sholat ied dan Merapi...? hm berikut ceritaku selanjutnya.

Hari tasri' adalah hari dimana diharamkan berpuasa bagi umat Muslim, dan merupakan hari dimana kita bisa melakukan ibadah potong hewan qurban, hari terakhir tasri' 1431 H menurut perhitungan pemerintah bertepatan dengan hari sabtu 20 nopember 2010, inilah saatku mengunjungi lereng merapi dengan memotong hewan qurban untuk warga pengungsian, itu acara resminya...... sementara aku ingin sekali melakukan lebih dari sekedar itu..... beginilah cerita lengkapnya...

malam itu aku sudah sangat sulit tidur membayangkan harus bangun pagi-pagi dan pergi bersama teman-teman kantor untuk ekspedisi pungkasan. bagaimana merapi...seperti apa kondisinya...bagaimana kondis masyarakatnya...... seperti apakah aktifitas merapi saat ini ? rasanya sudah tak sabar membayangkan itu semua sampai kemudian tak terasa tiba-tiba sudah subuh dan akupun bergegas untuk bersiap.

perjalanan  pagi ini menarik, selain kami pergi konvoi tetapi juga karena kami pergi diantara jadwal padat kantor...sehingga seperti refreshing..(he..he..he..).... keluar ambarawa langit seperti tertutup awan apakah ini awan biasa, ataukah ini bagian dari awan merapi? akau hanya bisa bertanya dalam hati, sementara temanku sibuk dengan memperhatikan jalan karena jalan sudah mulai berdebu sehingga saat melaju maka jarak pandang menjadi semakin terbatas, pemandangan sekeliling tampak abu-abu, atap rumah jalan raya, pohon-pohn sudah mulai mewarnai dalam perjalananku memasuki kota magelang, akupun yang berusaha mendokumentasikan suasana jadi bingung dalam cameraku yangtampak hanya warna abu-abu, apa cameraku yang rusak sehingga tak tampak warna lain ya? dan sungguh aku baru sadar karena memang tak ada warna lain selain warna abu-abu....... demikian luarbiasa Allah ciptakan segala sesuatunya .....lalu bagaimana cara membersihkan atap, jalan, pohon dan rumput yang hanya berwarna abu-abu? apakah akan ada penyemprot air semacam pemadam kebakaran yang akan membersihkan jalan dan atap rumah ( demikian pikirku saat itu), atau mungkin dengan hujan akan jadi lebih cepat ya?..... tahukah teman-teman? apa yangterjadi kemudian tiba-tiba hujan turun rintik-rintik ..... subhanallah....... pohon yang semula abu-abu mulai bersih oleh air hujan, subhanallah..... Allah yang menaburkan abu Allah pula yang membersihkan dengan air hujan....... aku menjadi terharu....demikian sayangnya ALLAH pada umatNYA
dengan segala kebesaranNYA dengan segala kuasaNYA dan segala kesempurnaanNYA aku tak mampu lagi mengucapkan kata-kata selain maha besar ALLAH..... alhamdulillah aku bisa menikmati setiap perubahan langsung dari mataku ini.... akum erasakan langsung yangmakin mendekatkanku padaNYA menguatkanku saat ku lemah..... Ya Allah... semoga setiap langkah kecil ini bernilai ibadah.

Saat bibir ini belum juga berhenti bersyukur atas rahmatNYA.... rombongan sudah memasuki wilayah pengungsian.... gedung ini tampak besar dengan halam cukup luas ditengahnya..tetapi tetap aja ada tenda untuk kesehatan, tenda perlengpakan, tenda sukarelawan untuk membantu pendidikan pengungsian, dan akupun secara perlahan dan hati-hati merusahan dekat dan menyapa ibu-ibu sebelum acara ceremonial dilakukan....... senyum mereka...uluran tangan mereka menyambutku....suara parau mereka yang menjawab salamku...... dan air mata itu tampak mulai menggenang...berkaca-kaca saatku menenagkan saat mereka sedih..saat mereka tetap bersyukur meski sawah, ladang dan peternakan mereka belum tahu bagaimana nasibya..... ya Allah kuatkan mereka.....limpahkan rizkiMU untuk mereka hingga mereka bisa melanjutkan hidup lebaih baik lagi.

Suara anak-anak menyapaku membuatku terharu dan hanyut dalam suara merde mereka...... meski dalam keterbatasan  meraka masihbisa bersendau gurau, beberapa diajak oleh kelompok sukarelwan untuk bernyanyi dan bermain bersama, sementara ibu-ibu membentu panitia penyiapkan konsumsi, bapak-bapak ada yang kembali ke ladang untuk menengok kondisnya. saya belum bisa membayangkan lokasi mereka disekitar pos babadan, pos terakhir dengan jarak 4.4. km dari puncak merapi.

0 komentar: